•  
Senin, 29 September 2025

Imarah

Bagikan

LANGKAH TAKTIS DALAM TATA KELOLA IMARAH MASJID

 Oleh Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak

Ibnu Khaldun menyebutkan tiga fungsi masjid yaitu (1) Ruhiyah, (2) Tarbiyah dan (3) Iqtishodiyah atau Ekonomi. Dalam Konteks kemajuan masjid, maka perlu ada fungsi masjid dalam menyelesaikan peramaslahan kemanusian seperti penyelesaian kemiskinan, fakir miskin, janda dan jompo serta masalah-masalah lain. Maka, fungsi kemanusiaan (insyaniyah) dimasukan sebagai pelengkap. Untuk itu fungsi masjid itu disingkat RUTIN akronim dari Ruhiyah, Tarbiyah, Iqtishodiyah atau Ekonomi dan Insyaniyah. Ruhiyah berkenaan dengan pendidikan ruhani atau spiritual melalui kegiatan utama shalat, tarbiyah berkenaan dengan intelektual di mana masjid memiliki fungsi mengajari jemaah dalam bidang keilmuan agama yang holistik dan Iqtishodiyah berkenan dengan pengembangan masjid sebagai pusat kegiatan kesejahteraan umat.

Konsep Rutin dalam memahami fungsi masjid ini diharapkan dapat diingat dengan mudah oleh Takmir dalam hal memenuhi standar kemakmuran dan menyediakan fasilitas masjid yang harus segera diadakan, dirawat dan diperbaiki guna memakmurkan masjid secara maksimal. Konsep itu bisa dikonstruksi sebagai berikut:

Gambar 3.1

Konsep Fungsi Masjid “Rutin”

 

Fungsi pokok masjid adalah sebagai tempat shalat. Namun karena narasi yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah “Aqîmusshalâh”, maka shalat itu bukan hanya dikerjakan tapi harus didirikan. Maka mendirikan atau menegakan shalat itu bukan hanya mengerjakan shalat tapi lebih dari sekedar itu.

Pekerjaaan yang seharusnya dilakukan oleh takmir masjid adalah melaksanakan Adzan. Ini bukan sekedar meneriakan adzan untuk memberitahu dan mengajak shalat berjama’ah namun adzan harus berbentuk gerakan untuk memobilisir jemaah untuk segera datang ke masjid dan menegakan shalat sebagaimana yang harus dilakukan oleh umat muslim di masjid. Salah satu kemakmuran masjid adalah “Jika ingin melihat kekuatan orang muslim maka lihatlah shalat jum’at, tapi kalau ingin melihat kekuatan orang mukmin lihatlah saat shalat shubuh.”

Secara sederhana program imarah yang sangat standar di masjid adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Program Standar Imarah Masjid

 

Gerakan mobilisasi jemaah untuk menegakan shalat itu bisa berbagai layanan masjid, di antaranya adalah:

 

A.       Pengembangan Program Ibadah

Dalam pengembangan program Ibadah di masjid, maka bisa membuat berbagai layanan ibadah. Secara umum, layanan ini dalam bentuk Adzan, keamanan masjid, privat shalat, gerakan berjamaah, shalat khusu’. Agar mudah diingat, lima layanan utama ini diakronimkan menjadi “Aap Geber Saku”.

Gambar 3.3

Konsep Layanan Ibadah Masjid “Aap Geber Saku”

 

 

1.      Layanan Adzan.

Adzan bukan hanya berteriak di Toa, tapi adzan adalah sebuah gerakan untuk memobilisir jema’ah ke masjid. Sebagaimana teks adzan itu sendiri paling tidak ada dua hal yang harus bisa menggerakan jemaah datang ke masjid yaitu “hayya ala sholah” atau marilah kita shalat dan “Hayya ala falah” atau mari kita menggapai kebahagiaan. Artinya, setelah shalat harus dipastikan bahwa jemaah yang datang ke masjid setelah shalat harus bahagia. Maka untuk mendefinisikan bahagia, jemaah yang ke masjid harus diketahui tujuan dan kebutuhannya. Maka masjid harus menyediakan segala layanan yang memuaskan jemaah dengan segala permasalahannya. Masjid harus solutif bagi semua jemaahnya, walaupun dalam berbagai sisi, Takmir perlu mengetahui berbagai macam kebutuhan yang dimaksud. Maka perlu mengadakan pelayanan-pelayanan jemaah dengan tujuan bahwa jema’ah bisa berbahagia setelah melaksanakan shalat sesuai janji dalam Adzan itu.

 

2.      Layanan Keamanan

Jema’ah perlu diyakinkan kenyamanan dan keamanannya terutama barang yang ditinggalkannya. Oleh karena itu, Takmir yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan ibadah di masjid harus bisa menanggung jawab semua keamanan dan kenyamanan. Misal takmir harus bertanggung jawab jika ada barang jema’ah yang hilang diganti dengan barang dan merk yang sama. Tentu ini akan sangat menyulitkan bagi masjid yang belum punya anggaran, namun menumbuhkan kepercayaan jemaah dan mengganti kerugiaan jemaah akan menumbuhkan pula kepercayaan dan peningkatan infaq sedekah jema’ah. Pokoknya, Takmir harus meyakinkan bahwa beribadah di masjid aman dan nyaman dengan mengupayakan sistem keamanan yang terintegrasi misalnya memasang CCTV dan tim keamanan yang aktif.

 

3.      Layanan Privat Shalat

Sebagian besar masyarakat yang muslim tentu sudah mengenal shalat. Namun tidak sedikit umat yang belum memiliki kemampuan shalat yang baik dan benar sesuai dengan syarat dan rukunnya. Oleh karena itu perlu ada sensus jema’ah dan salah satu pertanyaan adalah apakah sudah melaksanakan shalat atau belum. Jika belum bisa jadi karena mereka belum bisa. Oleh karena itu Masjid harus memiliki layanan privat shalat. Maksud privat di sini adalah guna merahasiakan “aib” umat agar tidak malu bahwa dirinya belum bisa shalat. Bisa privat secara individu dan di rumah bisa juga sekelompok di tempat tertentu yang disediakan di masjid. Kurikulum yang diajarkan adalah bagaimana melaksanakan shalat baik secara teoritis dan praktis.

 

4.      Layanan Gerakan Berjamaah

Kemakmuran masjid yang paling mudah ditebak adalah saat shalat lima waktu, apakah jemaahnya memenuhi masjid atau hanya segelintir saja. Tentu saja jika masjid ingin makmur perlu ada gerakan berjama’ah di masjid. Berbagai macam strategi yang bisa diterapkan adalah misal:

  • Berjama’ah di masjid memiliki hadiah, misalnya bagi mereka yang terpilih karena kehadiran satu bulan penuh berjamaah diberi hadiah umroh atau hadiah lainnya sesuai kemampuan. Jika ada pertanyaan atau kritik dari luar Takmir tentang ketidak setujuan hadiah atau door prize untuk kerajinan shalat berjamaah karena takut niat shalat yang bukan lagi karena Allah tapi karena hadiah, maka bisa dijawab dengan dua jawaban: (a) Takmir tidak mengurusi niat shalat jamaah atau (b) Lebih baik terpaksa masuk surga daripada ikhlas masuk neraka.
  • Untuk mengelola jemaah butuh finger print sehingga jemaah jika ke masjid bisa diketahui kehadirannya, apakah awal atau terlambat.
  • Perlu dicari kebutuhan umum yang bisa diperankan di masjid setelah shalat berjama’ah. Misalnya jika jemaahnya banyak orang yang kesulitan ekonomi, maka setelah jemaah diadakan diskusi pengembangan ekonomi sekaligus bantuan modal dari masjid. Artinya setelah berjamaah mereka akan senantiasa ke masjid karena mereka telah “Ambak” atau Apa manfaatnya bagiku. Jika sudah Ambak, maka shalat berjamaah menjadi solusi bagi hidupnya.
  • Perankan anak-anak muda masjid atau disebut relawan masjid untuk menjadi pasukan yang membereskan jemaah. Para jemaah harus disambut di masjid oleh relawan masjid dan disilahkan untuk mengisi shaf atas petunjuk mereka. Kerapihan shaf jemaah adalah tugas utama mereka saat gerakan berjamaah ini dilakukan.

 

5.      Layanan Kursus Manajemen Shalat Khusu’

Shalat itu mudah namun bagaimana shalat berkualitas dan khusu’ tidak semua orang bisa melaksanakan. Bahkan muslim yang sudah lama melakukan shalat pun tidak jarang belum tahu ilmu bagaimana shalat itu didirikan secara khusu’. Oleh karena itu masjid perlu melayani jemaah yang ingin memperbaiki kualitas shalat dengan cara manajemen shalat khusu’. Beberapa buku panduan shalat khusu’ bisa digunakan sebagai referensi, namun yang paling pasti adalah bagaimana mempersiapkan, melaksanakan dan mengendalikan diri agar ketika shalat bisa menghadirkan Allah dalam setiap hati orang yang sedang shalat.

 

6.      Layanan Undangan Shalat Subuh Berjama’ah

Sebagai pemantik untuk menyelenggarakan dan memakmurkan masjid dalam gerakan shubuh berjama’ah maka bisa dengan menggunakan “Undangan Khusus” kepada jema’ah dalam melaksanakan gerakan Shubuh berjama’ah. Misal dengan membuat undangan spesial dicetak bagus dan tebal seperti Undangan Pernikahan dengan narasi: Masjid mengundang untuk melaksanakan Shalat Shubuh berjama’ah dengan mencantumkan banyak fadhilah shalat shubuh dan bisa ditambah dengan adanya sajian sarapan pagi atau disediakan air kopi, susu atau jahe sebagai bagian dari pelayanan masjid dalam gerakan shubuh berjama’ah.

 

 

B.       Pengembangan Layanan Program Taklim

Ada lima layanan pokok dalam taklim di masjid. Layanan ini bisa ditambah sesuai dengan local wisdom masjid masing-masing. Lima layanan ini disingkat menjadi akronim “Kuda Bojo Baqu Kail Nila”. Akronim ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.4

Konsep Layanan Taklim Masjid “Kuda Bojo Baqu Kail Nila”

 

 

1.      Kursus Singkat Keterampilan Dasar (Imam, Khutbah, Jenazah, Shalat Sunnah Raya, dll)

Dalam pengembangan belajar mengajar di Masid seyogyanya Takmir harus mengembangkan keterampilan dasar yang dikembangkan dan dilaksanakan di masjid. Keterampilan dasar yang dimaksud adalah

  • Pendidikan Imam untuk meningkatkan kapasistas mereka dalam membaca Al Quran dalam kebutuhan menjadi imam. Mereka harus benar-benar memiliki kemampuan menghafal beberapa surat Al Qur’an yang penting dan utamanya bisa hafal seluruh Ayat Qur’an 30 Juz. Paling tidak imam atau kader imam harus hafal Juz 30 yang menjadi modal utama dalam posisi imam. Di samping hafalan, suara imam pun dalam melantunkan Ayat Suci Al Qur’an mesti dilatih agar memiliki keindahan dalam shalat yang berdampak pada kekhusuan jemaahnya.
  • Pendidikan Khatib untuk meningkatkan literasi dalam berkhutbah. Perlu khatib dididik atau dilatih untuk menyajikan sistematika khutbah dari mulai opening, isi khutbah dan penutup. Khatib perlu dilatih dalam menyusun naskah khutbah yang kontekstual dan sesuai kebutuhan jemaah. Jangan sampai, kurikulum khutbah adalah kurikulum yang diulang-ulang tiap tahun dan jemaah merasa tidak memiliki nilai dengar sehingga berakibat pada mengantuk dan tidak memperhatikan isi khutbah. Melatih bahasa dan juga diksi yang digunakan sangatlah penting dan perlu dikembangkan dalam pendidikan khatib ini.
  • Pengetahuan dan pelatihan pelaksanaan shalat-shalat sunah yang diberjamaahkan. Misal shalat tahajud berjamaah, shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, shalat gerhana, shalat tasbih dan shalat sunnah lainnya beserta dengan khutbah atau ceramah yang menyertainya. Tentu pendidikan ini sangat dibutuhkan bagi pengembangan taklim di masjid untuk para Takmir yang memiliki posisi imam dan khatib. Oleh karena itu, mengenal kembali shalat sunnah yang akan diberjamaahkan sangatlah penting agar shalat yang diulakukan berjamaah di masjid itu memiliki dampak yang signifikan untuk masyarakat masjid, utamnya dampak spiritual.
  • Pendidikan dan pelatihan pemulasaraan jenazah. Masjid juga adalah tempat pemulasaraan jenazah. Adakalanya orang meninggal dipulasara di rumah duka dan dibawa ke masjid saat mau dishalatkan, namun ada pula di pulasara selengkapnya di masjid. Namun, yang pasti adalah orang yang mengurusi jenazah adalah mereka yang profesional dan biasanya takmir masjid. Oleh karena itu, takmir masjid harus menguasai mekanisme pemulasaraan dari mulai memandikan, mengkafani, menyalatkan, menguburkan hingga jika diminta mampu untuk mendoakan bersama dalam bentuk tahlil atau lainnya. Tentu saja ini harus dididikan kepada kader takmir baik untuk jenazah pria maupun wanita. Kader Takmir masjid pria maupun wanita harus memiliki keterampilan khusus untuk memulasara jenazah ini.
  • Kursus Pendidikan dan pelatihan ustad yang akan menjadi pengajar di Taman Pendidikan Al Qur’an masjid. Mereka perlu dibinan dan dipastikan dalam kurikulum pengajaran agar bisa sistematis dan sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai pengajaran Al Qur’an dan Kitab yang akan disajikan di masjid diulang-ulang dan tidak memiliki tujuan kurikuler. Maka, kursus ini ditujukan agar TPA/Q memiliki standar kurikulum dan bisa menjadi instrumen pengajaran yang terukur dan teruji.

 

2.      Layanan Biro Jodoh

Masjid solutif adalah masjid yang memberikan layanan semua hal termasuk perjodohan. Kadang, masalah perjodohan ini rumit namun jika masjid yang mengendalikannya akan lebih mudah. Rumit yang dimaksud adalah karena setiap orang tidak ingin diusik perjodohannya karena merasa itu ranah privat, namun di sisi lain dia sendiri ingin mendapatkan jodoh dan berharap bantuan dari orang lain. Biasanya mereka malu untuk dicarikan sehingga jodohnya sulit ditemukan namun orang lain pun tidak ada yang mau membantu karena takut salah atau takut disalahkan.

Oleh karena itu, bagi jemaah yang memiliki masalah jodoh dan bersedia untuk dicarikan maka masjid perlu membuka diri membuat “Biro Jodoh”. Bisa jadi ketiuka masjid membuka layanan itu, masjid menjadi tempat bertemunya para jomblowan dan jomblowati untuk berjodoh. Atau paling tidak akan ada banyak keluarga yang meminta bantuan masjid untuk sekedar dipertemukan dan apabila cocok bisa berjodoh.

 

3.      Layanan Cek-cok Keluarga

Masjid solutif juga melayani cek-cok keluarga. Ini bukan berarti ikut campur dalam masalah keluarga, namun jika masjid membuka layanan cek-cok keluarga sepertinya masjid memiliki konstrubusi besar untuk umat. Setiap keluarga dipastikan akan memiliki maslaah yang berdampak pada cek-cok keluarga. Oleh karena itu, sebelum masalah keluarga menjadi lebih besar dan bahkan bisa melibatkan pengadilan negeri atau agama maka masjid bisa menyelesaikan banyak masalah keluarga.

Paling tidak, masjid melayani para Bapak yang sedang memiliki masalah di rumah untuk tidak pergi ke tempat yang salah seperti diskotik atau bar namun ke masjid. Di masjid perlu dilayani melalui pelayanan masjid buka 24 jam dan menyediakan minimal air minum dan kalau mampu menyediakan air kopi, teh, jahe dan semacamnya. Ini guna menjadikan masjid tempat kembali kaum muslimin yang memiliki masalah di keluarga.

Saat masjid memberikan pelayanan ini, keluarga yang cekcok akan kembali ke masjid dan pastinya  masalah tidak akan melebar ke mana-mana. Kemudian takmir memberikan layanan khusus yang tentu saja sangat privat dan tidak diketahui oleh khalayak ramai. Permasalahan-permasalahan yang muncul akan didiskusikan dan dicarikan solusinya. Takmir yang mengelola layanan cek-cok keluarga ini harus memahami psikologi rumah tangga dan berafiliasi atau bekerjasama dengan mereka yang profesional menyelesaikan persoalan ini.

Di samping cek-cok keluarga, layanan ini pun melayani masalah keluarga lainnya seperti masalah anak-anak, masalah keuangan keluarga, masalah perselisihan keluarga dan masalah lainnya yang terkait dengan rumah tangga. Tentu saja semua smasalah tidak bisa diselesaikan oleh masjid, namun paling tidak masjid bisa membantu setiap masalah keluarga untuk dicarikan jalan keluar sehingga meringankan beban masalah. Paling tidak masjid bisa menjadi pendengar yang baik yang pada akhirnya masjid akan jadi tempat kembali kaum muslimin muslimat.

 

4.      Layanan Membaca Al Qur’an

Adakalanya masih banyak masjid yang memiliki jemaah yang belum bisa lancar membaca Al Qur’an dan tafsirnya. Oleh karena itu, masjid bisa membuka layanan melatih membaca Qur’an untuk para orang tua. Jika anak-anak sudah terlayani oleh TPA/Q, maka untuk orang tua bisa membuka layanan privat yang disetujui waktu dan tempatnya oleh masjid dan jemaah.

Untuk meningkatkan kapasitas jemaah, jika sudah lancar membaca Al Qur’an maka Takmir bisa mebningkatkan ke level berikutnya yakni belajar tafsir Al Qur’an yang praktis dan akan membantu pada pemahaman Quran khususnya yang dibaca saat shalat.  Layanan ini tentu saja akan sangat berkembang terutama untuk melayani jemaah masa pensiun di mana kegiatan mereka akan difokuskan pada belajar tentang agama khusus di masjid.

 

5.      Layanan Kajian Ilmu Agama

Biasanya masjid memberilkan layanan pengetahuan agama pada program-program reguler seperti pengajian mingguan, bulanan atau Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Pengajarnya adalah alim ulama lokal atau didatangkan dari luar. Ini tidak boleh berhenti, namun perlu ada pelayanan tambahan yaitu dengan mengadakan layanan ilmu agama di masjid dengan berbagai cara.

Cara pertama adalah dengan mengadakan diskusi agama dengan pendekatan andragogi. Pesertanya adalah mereka yang telah memasuki masa pensiun, masa keemasan dan mereka yang tidak memiliki kesibukan. Artinya, masjid perlu menyediakan layanan pengetahuan agama Islam yang ditujukan bagi mereka yang memiliki waktu yang lebih, terutama mereka yang berusia emas dan butuh layanan muqorrobah kepada Allah secara intensif.

 

6.      Layanan Kajian Ilmu Lainnya

Masalah lain seperti waris, fidyah, menghitung zakat, dan ilmu pengetahuan teknis perlu dilatihkan di masjid. Kaderisasi takmir pada anak muda yang memiliki potensi untuk menyelesaikan masalah-maslaah keumatan maka perlu diberikan landasan pengetahuan melalui kursus-kursus singkat di masjid.

Misal, para kader diberikan kursus singkat tentang mawaris yang bisa dikaji secara singkat dan sistematis. Kemudian, setelah mawaris dilatihkan kembali tentang fidyah, tentang menghitung zakat dan keterampilan teknis lain yang diturunkan dari keilmuan Islam teoretis.

 

C.       Layanan Pengembangan Kemakmuran Masjid

1.      Layanan Masjid Ramah Anak

Anak-anak adalah generasi pelanjut masjid yang harus dirawat dan diperkenalkan dengan masjid sejak dini. Takmir yang melarang anak-anak main di masjid sama saja mengusir mereka dan memutuskan kemakmuran masjid di masa yang akan datang. Biarkan anak-anak main di masjid disesuaikan dengan usianya. Mereka harus merasa masjid adalah tempat perlindungannya sehingga secara bertahap mereka akan menjadikan masjid sebagai basis kehidupannya. Masjid akan menjadi tempat paling utama dalam melakukan aktivitasnya, terutama akhlak dan hatinya akan terpaut ke masjid. Di masjid ini pun mereka harusnya diberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak termasuk masjid melayani kebutuhan anak seperti menuntaskan pelajaran sekolah dalam bentuk PR dan lainnya. Ada pun strategi layanan anak di masjid ini sebagai berikut:

  • Aktifkan Remaja masjid melalui fungsi masjid sebagai tempat belajar. Gunakan pola pengasuhan anak melalui tutor sebaya. Remaja yang lebih senior harus mengasuh mereka yang yunior. Mereka diberi peran untuk mengajari adik-adiknya dalam berbagai hal terutama belajar Quran di taman baca Qur’an dan mengajari pengetahuan-pengetahuan dasar. Tentu saja tutor sebaya ini adalah pembelajaran tambahan setelah kurikulum utama atau taklim utama bersama ustad yang disediakan di masjid.
  • Setelah beres pembelajaran inti dan tutor sebaya oleh para remaja senior maka mereka juga bisa membantu adik-adiknya dalam menyelesaikan PR sekolah. Hal ini tentu akan membuat mereka senang belajar di masjid karena menyelesaikan masalah sekolah dan orang tua pun akan sangat mendorong anaknya belajar di masjid karena memiliki dua manfaat penting yaitu belajar agama dan terjaga ahlaknya di masjid bersama kakak-kakaknya, kedua mereka akan tenang karena pekerjaan rumah untuk besok bisa dibimbing oleh kakak seniornya.
  • Berikan anak sedikit sentuhan motivasi melalui memberikan hadiah kecil untuk mereka. Takmir bisa menyediakan makanan ringan untuk anak-anak yang mengaji di masjid dan dibagikan sebagai hadiah. Biasanya anak akan senang jika diberikan makanan daripada nasihat, maka mendapatkan makanan gratis di masjid akan memotivasi mereka untuk terus belajar dan berkumpul di masjid. Setelah berkumpul, maka Takmir harus inovatif membuat mereka lebih betah dengan program-program anak yang positif misal mengajari content creator, kerajinan, buat film indie dan kegiatan lain yang sesuai dengan nafas jaman mereka.
  • Diupayakan orang tua yang merasa terganggu atas kehadiran anak-anak tidak langsung menegur anak-anak. Laporkan saja pada takmir dan Takmir yang akan langsung berkoordinasi dengan relawan masjid atau senior anak-anak untuk mengkondisikan. Menegur secara langsung akan membuat kondisi batin anak terganggu dalam menjadikan masjid sebagai bagian penting dalam hidupnya.

 

2.      Layanan Masjid Ramah Komunitas

Di samping anak, ada beberapa kelompok masyarakat yang berkumpul sesuai dengan kesamaan hobi, bakat, kebutuhan dan hal yang membuat mereka bersatu. Biasanya ini disebut komunitas. Masjid sebagai tempat untuk jemaah dan harus menggerakan orang sebanyak-banyaknya untuk datang ke masjid maka butuh menyentuh kepada komunitas ini. Strategi yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

  • Petakan ada berapa komunitas yang bisa diajak untuk bergabung ke masjid.
  • Buatlah komunitas ini berbasis masjid baik nama atau tempat titik kumpul komunitas. Misalnya komunitas sepeda, sebelum berangkat ke tujuan dari mengayuh sepeda maka titik kumpul mesti di masjid. Mereka pasti senang karena masjid adalah titik kumpul paling strategis di satu daerah. Masjid pun harus ramah pada mereka agar merasa masjid adalah milik mereka dengan tujuan bahwa awal akhir mereka mengenal dan sesekali pasti berkumjung ke masjid bukan hanya karena komunitas tapi untuk kegiatan keagamaan.
  • Sediakan konsumsi bagi mereka di masjid. Komunitas biasanya tidak mengabaikan makan. Oleh karena itu masjid bisa memfasilitasi komunitas untuk sekedar minum kopi atau makanan ringan yang tentu saja dapat mengeratkan hubungan emosional mereka dengan masjid.
  • Takmir harus terlibat dengan komunitas. Ketika kegiatan komunitas dilakukan, maka diupayakan ketika adzan berkumandang di manapun, maka mereka diajak ke masjid. Dengan sendirinya komunitas mereka akan berbasis masjid karena takmir membuat contoh kepada anggotanya.

 

3.      Layanan Masjid Ramah Musafir

Masjid yang baik adalah masjid yang menjadi tempat kembali kaum muslimin. Masjid yang menganggap kedatangan kaum muslimin ke masjid karena kebutuhan lain di luar shalat sebagai kegiatan yang bisa mengotori masjid kemudian mengusirnya secara halus maka itu melanggar fungsi masjid itu sendiri. Tulisan “Dilarang Tidur di Masjid” atau “Dilarang Tiduran di Masjid” adalah tulisan yang membuat masjid bukan lagi “rumah” bagi jemaah, apalagi jemaah musyafir yang dalam perjalanan jauh (musafir) pasti membutuhkan ruangan untuk istirahat, oleh karena itu butuh tempat sekedar tiduran dan masjid harus memfasilitasinya. Jika di ruangan shaf depan takut menghalangi orang yang akan shalat, maka Takmir harus menyediakan atau paling tidak memberitahu jika ingin tiduran di tempat paling belakang. Bagusnya Takmir menyediakan tempat paling nyaman untuk jemaah musafir bisa beristirahat dengan nyaman.

Untuk meningkatkan layanan maksimal, masjid pun perlu menyediakan penginapan atau satu tempat khusus untuk menginap gratis. Jika memungkinkan dan memiliki modal, masjid pun bisa mengadakan penginapan sekelas hotel dengan membayar menggunakan infak atau dikelola secara profesional. Para musafir yang membutuhkan tempat istirahat dan menjadikan masjid tempat beristirahat dan mudah untuk beribadah menjadikan masjid solusi bagi musafir. Tentu para musafir ini pun akan merasa terbantu dan jika mereka berada akan memberikan infaq yang sebesar-besarnya.